Review CD: Grace Under Pressure
Pada sekitar bulan Februari lalu, seorang teman saya yang saya kenal melalui last.fm mengajak saya untuk berburu rekaman fisik. Pada saat itu tanggal 14 Maret 2015, saya pergi ke sebuah toko rekaman fisik di Bandung, dan mendapat CD Grace Under Pressure rilisan West Germany masih mulus dengan harga Rp100.000,00 saja. Sekarang saya ingin menulis review saya mengenai isi CD ini.
Grace Under Pressure adalah album kesepuluh Rush yang dirilis pada tanggal 12 April 1984. Lirik-lirik lagu di album ini kebanyakan bertema "dark", seperti judul albumnya. Hal ini disebabkan karena terpengaruh dari perang dingin pada saat itu. Album ini banyak terpengaruh musik reggae, ska, new wave. Di album ini juga Rush banyak menggunakan synthesizer. Semua lirik ditulis oleh Neil Peart dan musik ditulis oleh Geddy Lee dan Alex Lifeson. Cover album ini dirancang oleh Hugh Syme. Album ini direkam di Le Studio selama 5 bulan. Dalam membuat album ini Rush menghabiskan waktu 14 jam di studio.
Dimulai dari Distant Early Warning, lagu ini sangat bagus dan sangat cocok menjadi lagu pembuka dari album ini. Lagu ini diawali dengan synthesizer yang sangat menonjol. Selanjutnya ada Afterimage, lagu ini didedikasikan untuk kematian Robbie Whelan, seorang assistant engineer yang bekerja di beberapa album Rush. Lagu ini Rush benar-benar banyak memakai synthesizer.
Lagu setelah ini terinspirasi dari peristiwa Holocaust yang dialami oleh ibu dari Geddy Lee yang selamat dari peristiwa tersebut, Red Sector A. meskipun sang penulis lirik lagu Neil Peart tidak merasakan langsung, namun dalam lagu ini sangat terasa "feel-nya". Lalu ada lagu 'The Enemy Within' yang menjadi kesukaan saya sejak kelas 9. Awalnya saya mendengar lagu ini terasa sekali pengaruh musik ska dan reggaenya, entah kenapa saya langsung suka. Lagu ini merupakan bagian pertama dari 'Fear series', bagian kedua adalah lagu 'The Weapon' (dari album Signals, 1982), bagian ketiga adalah lagu 'Witch Hunt' (dari album Moving Pictures, 1981), bagian keempat 'Freeze' (dari album Vapor Trails, 2002). Neil Peart menulis lagu-lagu ini dari yang paling mudah ditulis, maka tidak berurutan dirilisnya. Lalu ada The Body Electric yang sangat bagus juga. Rush banyak sekali menggunakan instrumen elektronik dalam album ini, seperti dalam lagu ini sangat terasa penggunaan drum elektroniknya. Setelah itu, ada lagu yang sangat pop di album ini, Kid Gloves, yang menjadi favorit saya juga. saya sangat suka permainan gitar lagu ini. Intronya juga sangat bagus. Saya juga suka gitar solonya. Lagu selanjutnya, Red Lenses, awalnya saya tidak begitu menyukai lagu ini. Tetapi entah kenapa lama-lama saya suka. Menurut Neil Peart, lagu ini adalah lagu Rush paling susah untuk dimainkan permainan drumnya. Lagu ini sangat unik. Setelah ini ada 'Between the Wheels' yang didominasi oleh permainan keyboard juga. Lagu ini adalah lagu penutup yang bagus juga.
Terima kasih sudah membaca.
Grace Under Pressure adalah album kesepuluh Rush yang dirilis pada tanggal 12 April 1984. Lirik-lirik lagu di album ini kebanyakan bertema "dark", seperti judul albumnya. Hal ini disebabkan karena terpengaruh dari perang dingin pada saat itu. Album ini banyak terpengaruh musik reggae, ska, new wave. Di album ini juga Rush banyak menggunakan synthesizer. Semua lirik ditulis oleh Neil Peart dan musik ditulis oleh Geddy Lee dan Alex Lifeson. Cover album ini dirancang oleh Hugh Syme. Album ini direkam di Le Studio selama 5 bulan. Dalam membuat album ini Rush menghabiskan waktu 14 jam di studio.
Dimulai dari Distant Early Warning, lagu ini sangat bagus dan sangat cocok menjadi lagu pembuka dari album ini. Lagu ini diawali dengan synthesizer yang sangat menonjol. Selanjutnya ada Afterimage, lagu ini didedikasikan untuk kematian Robbie Whelan, seorang assistant engineer yang bekerja di beberapa album Rush. Lagu ini Rush benar-benar banyak memakai synthesizer.
Lagu setelah ini terinspirasi dari peristiwa Holocaust yang dialami oleh ibu dari Geddy Lee yang selamat dari peristiwa tersebut, Red Sector A. meskipun sang penulis lirik lagu Neil Peart tidak merasakan langsung, namun dalam lagu ini sangat terasa "feel-nya". Lalu ada lagu 'The Enemy Within' yang menjadi kesukaan saya sejak kelas 9. Awalnya saya mendengar lagu ini terasa sekali pengaruh musik ska dan reggaenya, entah kenapa saya langsung suka. Lagu ini merupakan bagian pertama dari 'Fear series', bagian kedua adalah lagu 'The Weapon' (dari album Signals, 1982), bagian ketiga adalah lagu 'Witch Hunt' (dari album Moving Pictures, 1981), bagian keempat 'Freeze' (dari album Vapor Trails, 2002). Neil Peart menulis lagu-lagu ini dari yang paling mudah ditulis, maka tidak berurutan dirilisnya. Lalu ada The Body Electric yang sangat bagus juga. Rush banyak sekali menggunakan instrumen elektronik dalam album ini, seperti dalam lagu ini sangat terasa penggunaan drum elektroniknya. Setelah itu, ada lagu yang sangat pop di album ini, Kid Gloves, yang menjadi favorit saya juga. saya sangat suka permainan gitar lagu ini. Intronya juga sangat bagus. Saya juga suka gitar solonya. Lagu selanjutnya, Red Lenses, awalnya saya tidak begitu menyukai lagu ini. Tetapi entah kenapa lama-lama saya suka. Menurut Neil Peart, lagu ini adalah lagu Rush paling susah untuk dimainkan permainan drumnya. Lagu ini sangat unik. Setelah ini ada 'Between the Wheels' yang didominasi oleh permainan keyboard juga. Lagu ini adalah lagu penutup yang bagus juga.
Terima kasih sudah membaca.
Komentar
Posting Komentar