Review Album Guruh Gipsy + link
Guruh Gipsy, mungkin bagi anak muda yang tidak hidup di jamannya seperti saya dan teman-teman saya merupakan musik yang sulit dicerna dan jauh berbeda dengan tren masa kini seperti pop, EDM, rap, hip hop, dan lain sebagainya. Tapi bagi saya, album ini merupakan salah satu album Indonesia terbaik sepanjang masa. Dan album ini juga terdapat pada peringkat nomor dua dalam 150 Album Indonesia terbaik versi majalah Rolling Stone. Album yang merupakan kolaborasi dari Guruh Soekarnoputra bersama grup musik Gipsy ini sangatlah unik karena menggabungkan musik barat progressive rock dengan musik gamelan Bali. Indonesia Maharddhika merupakan track pertama dalam album ini. Diawali dengan permainan keyboard yang sangat terpengaruh musik Emerson, Lake and Palmer ini merupakan lagu favorit saya dalam album ini. Lagu ini juga terdapat pada urutan ke-59 pada daftar lagu Indonesia terbaik versi majalah Rolling Stone. Lalu dilanjutkan dengan lagu Chopin Larung. Liriknya dalam bahasa Bali yang intinya bercerita tentang kegelisahan seorang seniman yang disimbolkan dengan “Chopin”, nama seorang komposer Barat ternama karena rusaknya budaya bangsanya (baca: Bali/ Indonesia) akibat westernisasi. Komposisi ini demikian progresif karena ia mengambil sebagian dari komposisi “Fantasia Impromptu” karya Fryderyk Franciszek Chopin yang disandingkan secara elegan dengan gamelan Bali arahan I Gusti Kompyang Raka, pengrawit sohor di Bali kala itu. Komposisi ini dinamai “Chopin Larung” yang berarti Chopin Dihanyutkan. (dikutip dari https://aprilsnotes.wordpress.com/2011/06/08/chopin-larung/). Lagu selanjutnya, Barong Gundah merupakan instrumental yang sangat unik berdurasi sekitar 7 menit, masih bernuansa progressive rock dengan sentuhan gamelan Bali. Kemudian ada komposisi yang merupakan favorit saya dari album ini yaitu Janger 1897 Saka yang menceritakan hal yang sama dengan lagu Chopin Larung. Komposisi yang sangat megah dengan nuansa orkestra dan harmoni vokal dalam durasi hampir 9 menit. Dilanjut dengan lagu Geger Gelgel yang diawali dengan suara gamelan dalam durasi 12 menit. Lagu terakhir, Smaradhana merupakan lagu dengan durasi terpendek di album ini tapi bagi saya sangat bagus.
Aumar Naudin Nasution (Oding) - gitar
Christian Rahadi (Chrisye) - bass dan vokal
Abadi Soesman (Abadi) - synthesizer (mini moog)
Zahrun Hafni Harahap (Roni) - piano dan keyboard
Rada Krisnan Nasution (Kinan) - drum dan vokal
Muhammad Guruh Irianto Sukarno Putra (Guruh) - piano, gamelan dan menulis lirik
tribute to Indonesian Legends https://www.youtube.com/watch?v=1qb_9XfmQI0
BalasHapusWaaaah
BalasHapusExcellent!! Thank you for this from Toronto
BalasHapus